Pengelolaan Limbah Cair Pada Kegiatan Laboratorium Klinik

   Air limbah yang dibuang langsung  ke  badan air (drainase) akan mencemari badan air, karena air limbah banyak mengandung zat organik yang akan menjadi nutrien bagi microorganisme, yang mendorong pertumbuhan alga sehingga terjadi blooming, perombakan zat organik oleh bakteri aerob yang akan menyebabkan habisnya oksigen terlarut dalam badan air sehingga aquatik life akan mati, bakteri anaerob pun bekerja sehingga melepaskan gas H2S, yang menimbulkan bau (tickell).
   Pengelolaan limbah cair yang dilakukan pada kegiatan Laboratorium Klinik yaitu dengan system IPAL dengan menggunakan sistem biofilter anaerob – aerob. Dan juga dibuatkan IPAL Komunal yang digunakan untuk menampung limbah cair bila dari septitank biofilter tadi penuh, dan luberan limbah tinja (black water) tersebut dapat dialirkan atau ditampung di IPAL Komunal sebelum disalurkan ke drainase agar aman dan tidak berbau. Selain itu limbah cair (grey water) yang tidak ditampung septitank biofilter dapat juga dialirkan ke IPAL Komunal sehingga menjadi lebih aman untuk lingkungan dan tidak berbau.

Diagram Alur Pengolahan Limbah Cair
Keterangan :
1. Pengolahan air limbah laboratorium klinik dilakukan dengan cara dipisahkan dan ditampung, kemudian diolah secara kimia-fisika, selanjutnya air olahannya dialirkan bersama-sama dengan air limbah yang lain.

2.   Air limbah yang berupa pelarut yang bersifat B3 (Bahan Bahaya Beracun) antara lain chloroform, antiseptic, asam, obat/bahan kimia kadaluarsa, dll dilakukan dengan cara ditampung dengan tempat yang telah disediakan dan kemudian akan diambil oleh pihak lain yang telah berijin KLH RI.


Sistem yang digunakan pada kegiatan medis biasanya menggunakan teknologi pengolahan air limbah secara biologis dengan menggunakan tiga tahapan yaitu tahap primary treatment, secondary treatment, dan tahap tritary treatment yang dijelaskan sebagai berikut :
1).       Primary Treatment
Pada tahap primary treatment akan dilakukan proses fisik yaitu proses pengendapan dan pengapungan. Pada tahap ini dilakukan pengolahan yang berbeda dan disesuaikan berdasarkan jenis limbah yang dihasilkan. Pada tahap ini dibagi menjadi dua tahapan yaitu :
a.      Tahap Pengolahan Fisik Pertama
Pengolahan limbah cair yang dihasilkan pada aktivitas laboratorium akan diolah pada proses fisika kimia. Pada proses fisika, air limbah tersebut akan dilakukan metode filtrasi yaitu menyaring sampah kasar dan proses kimia dengan menambahkan NaOH dan adiktif kongulant untuk menetralkan kandungan pH yang ada pada kandungan air limbah tersebut. Setelah melalui proses ini air limpasan akan dialirkan menuju bak ekualisasi. Sedangkan untuk limbah cair pelarut (B3) yang dihasilkan pada laboratorium akan ditampung pada tampungan yang kemudian akan diserahkan ke pihak lain yang telah berijin KLH.
b.      Tahap Pengolahan Fisik Kedua
Bak Ekualisasi ini berfungsi menampung air sebelum dilakukan pengolahan lebih lanjut. Bak Ekualisasi ini dimaksudkan untuk menangkap benda kasar yang mudah mengendap yang terkandung dalam air, seperti pasir atau dapat juga disebut partikel diskret. Penggunaan unit Ekualisasi selalu ditempatkan pada awal proses pengolahan air, sehingga dapat dicapai penurunan kekeruhan. Ekualisasi merupakan bak pengendapan material pasir dan lain-lain yang tidak tersaring pada screen, serta merupakan pengolahan fisik kedua.
2).       Secondary Treatment
Pada tahap secondary treatment akan dilakukan proses pengelolaan limbah secara biologis dengan menggunakan metode anaerob dan aerob, metode secondary treatment ini berupa :
a.      Biofilter Anaerob
Air limpasan dari bak ekualisasi selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob dengan aliran dari atas ke bawah. Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut berupa sekat dan terdapat lubang-lubang yang dibuat menggunakan pipa dan pada bagian atas diisi dengan media dari batu kerikil sebagai media filter. Air buangan yang melalui media kerikil yang terdapat pada biofilter mengakibatkan timbulnya lampisan lender yang menyelimuti kerikil atau yang disebut juga biogical film, air limbah yang masih mengandung zat organic yang belum terurai pada bak pengendapan bila melalui lapisan lender ini akan mengalami proses penguraian secara biologis.
b.      Biofilter Aerob
Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak kontaktor aerob. Di dalam  bak kontaktor aerob ini diisi dengan media dari bahan plastik tipe sarang tawon, sambil diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media sarang tawon. Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-organisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media sarang tawon yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih besar. Proses ini sering di namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration).
3).       Tritary Treatment
Pada tahap triary treatment akan dilakukan proses kimia yaitu penambahan zat kimia dan pengontrol efektifitas pengelolaan limbah pada IPAl dengan menggunkan indikator ikan pada bak ikan. Proses tritary treatment yaitu:
a.      Bak Pengumpul Akhir
Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung massa mikro-organisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur ntuk menjaga kestabilan jumlah bakteri yang hidup pada media sarang tawon. Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak inidikator ikan.
b.      Bak Desinfeksi Chlorin
Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh micro-organisme patogen. Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik (BOD, COD), ammonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya. Sehingga air limbah buangan domestik tidak mencemari lingkungan sekitar.


"Biro Konsultan BELVALINA (Konsultan Perijinan Lingkungan Balikpapan)"

Tags :

Konsultan Lingkungan Balikpapan
Konsultan Lingkungan
AMDAL
UKL-UPL
Konsultan Belvalina Balikpapan
Perijinan Lingkungan
Konsultan AMDAL Balikpapan
Konsultan UKL-UPL Balikpapan