Mengenalkan Kecerdasan Financial Pada Keluarga (Khususnya Pada Anak Untuk Menghindari Sikap Boros)


(Image from kabarinwes.com)

Semakin banyaknya barang kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan memberikan dampak bagi kehidupan social maupun pekonomian masyarakat terutama bagi kehidupan dalam keluarga. Sementara penghasilan yang didapatkan kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan  yang ada, Bahkan dapat mengakibatkan pengeluaran yang melebihi pendapatan. Terlebih lagi kebutuhan pokok yang semakin menjulang sementara pendapatannya tidak mengalami peningkatan. Dari kondisi ini menimbulkan banyak permasalahan yang muncul. Karena setiap anggota keluarga mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Akan semakin menjadi konflik apabila kebutuhan setiap orang yang tinggi namun pemasukan yang diperoleh hanya cukup untuk kebutuhan utama sementara didalam anggota keluarga tersebut terdiri dari beberapa orang. Bahkan tidak jarang mereka harus meminjam uang dari orang lain atau tempat lain dengan menggunakan  jaminan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Dalam keluarga perlu untuk memberikan pemahaman kepada anggotanya tentang keadaan dimana melonjaknya harga dari barang-barang kebutuhan. Hingga mereka mampu mengendalikan keinginan untuk memiliki suatu barang. Terlebih lagi bila selalu mengikuti perkembangan mode pakaian, makanan, liburan setiap saat, elektronik seperti gadget terbaru, perabotan rumah bahkan gaya hidup yang tinggi. Kondisi ini akan menjebak mereka kedalam pola hidup boros. Gaya hidup di kota besar dimana pergaulan dengan banyak orang dari berbagai macam status social menyebabkan diri kita selalu ingin mengikuti perkembangan dengan alasan sebagai prestise semata. Ini dapat terlihat dari tingginya pengujung mall (pusat perbelanjaan ) pada hari libur. Fenomena ini menggambarkan tingkat konsumtif yang cukup tinggi dari masyarakat.
Saat ini sering pula kita lihat anak kecil menggunakan gadget terbaru, barang-barang dengan brand ternama, mulai dari tas sekolah, baju dan sepatu bahkan saat mereka mengisi liburan. Mereka yang seakan menjadi kurang peduli terhadap keadaan disekitar dirinya dengan catatan kebutuhanya terpenuhi sementara itu mereka tidak memahami bahwa untuk mendapatkan kebutuhan mereka berasal dari hasil jerih payah orang tua. Apabila keadaan tersebut tidak dikendalikan pola hidup boros maka akan memberikan dampak negatif bagi perkembangan psikologis mereka sendiri maupun keluarga. Dimana anak menjadi kurang menghargai jerih payah orangtua, menggampangkan untuk mendapatkan sesuatu, kurang dapat mengendalikan diri terhadap keinginan pribadi, hingga mereka secara emosional menjadi labil bahkan yang paling buruk dapat melakukan tindakan kriminalitas remaja seperti mencuri uang orang tua bahkan orang lain hanya untuk memenuhi keinginanya, berbohong untuk mendapatkan barang yang diinginkan serta melakukan perbuatan kurang sesuai dengan norma masyarakat seperti melakukan transaksi seksual untuk mendapatkan barang impianya. Kondisi ini akan mengarah pada kemerosotan mental dikalangan remaja.
Oleh karena ini ada baiknya dalam keluarga mengajarkan pentingnya kecerdasan financial pada anggotanya terutama anak-anak sejak diri. Kecerdasan Finansial adalah suatu kemampuan untuk mengatur dan mengendalikan diri terhadap keuangan seseorang. Tujuannya mengajarkan hal itu untuk membantu anak-anak sedini mungkin dalam mengendalikan diri dalam penggunaan uang yang pada akhirnya membantu mereka dalam mengatur keuangan dan pengeluarannya hingga memberikan keuntungan dalam mengelola keuangan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam mengendalikan pola hidup boros, diantaranya:
-       Mengenalkan nilai mata uang pada anak dan fungsinya agar mereka mampu menghargai nilai mata uang.
-       Mengajarkan pada anak untuk menabung baik menggunkan celengan dirumah ataupun membuka rekening di bank agar dapat membeli barang-barang yang dibutuhkan.
-       Mengatur pengeluaran dari pendapatan yang mereka miliki misalnya uang saku yang diperoleh tidak dihabiskan dalam sehari namun disisakan untuk ditabung.
-       Membeli barang sesuai dengan kebutuhan agar tidak mengeluarkan uang hanya untuk membeli barang karena emosi sesaat.
-       Ajarkan anak untuk mendapatkan sesuatu tidak dengan cara mudah namun usaha terlebih dahulu seperti mengumpulkan dari uang saku atau reward karena telah berprestasi.
-       Orang tua sebagai figure model dari anak dapat memberikan contoh secara langsung dengan bersikap hati-hati dalam mengeluarkan uang. Artinya cukup bijaksana dalam membeli barang.
-       Bangun komunikasi antar anak dengan orang tua hingga bila mereka membutuhkan sesuatu dapat mendiskusikannya tanpa harus melakukan tindakan yang melanggar aturan.

-       Beri kepercayaan pada anak untuk mengatur keuangannya namun tetap dalam pengawasan.


Tags :
Biro Psikologi Balikpapan
Jasa Konsultasi Psikologi Balikpapan
Jasa Konsultasi
Biro Psikologi Balikpapan

Biro Belvalina Balikpapan