Didalam dunia kerja, khususnya mengenai banyak dijumpai kasus gagalnya pelamar kerja dalam seleksi karyawan diberbagai perusahaan atau instansi. Banyak pandangan yang ada didalam masyarakat bahwa kegagalan dalam mencari pekerjaan disebabkan oleh tidak adanya koneksi orang dalam atau keberuntungan. Anggapan ini tidak selamanya benar ! Banyak faktor yang berpengaruh dalam hal ini, antara lain : kurangnya kemampuan, terlalu tinggi jabatan yang dilamar, kurang persiapan dalam menghadapi seleksi.
- Jabatan yang dilamar.
- Alamat perusahaan dan alamat pengirim jelas.
- Persyaratan yang dilampirkan sesuai dengan permintaan.
- Bahasa dan tulisan yang singkat juga jelas, yang merupakan gambaran dari identitas pelamar dan kualifikasi yang spesifik dan jelas pula.
- Konsentrasi dan rileks.
- Kerjakan psikotest sesuai dengan instruksi, tanpa harus meninggalkan keseriusan dalam mengerjakan soal.
- Kerjakan soal berdasarkan urutan yang dianjurkan oleh instruktur.
- Jangan jadikan psikotest ini sebagai beban, karena psikotest bukanlah ujian sekolah. Dimana yang mendapat nilai 10 atau paling tinggi yang akan diterima sebagai karyawan.
- Berikan jawaban sesuai dengan apa yang ada dalam diri anda tanpa harus terpengaruh dengan keadaan lingkungan disekeliling anda. Ada beberapa dari jenis psikotest (Tes Kepribadian) yang tidak membutuhkan jawaban benar-salah.
- Preliminary Interview Yaitu awal pertemuan antara wali perusahaan dengan pelamar. Pada tahapan ini dilakukan wawancara permulaan untuk mengetahui gambaran awal tentang si pelamar.
- Depth Interview Yaitu wawancara yang bertujuan untuk mengetahui motivasi, minat, kemampuan calon karyawan. Wawancara ini dilakukan setelah pemberian tes kemampuan teknis dan tes psikologolis. Wawancara ini berguna untuk mengecek hasil dari tes kemampuan teknis dan tes psikologis.
- Job-offer Interview Yaitu wawancara yang dilakukan sebelum karyawan menjalani kewajibannya sebagai karyawan. Salah satu berisi pembicaraan tentang gaji, fasilitas dan tunjangan-tunjangan yang diberikan perusahaan.
- Penampilan yang bersih dan sopan.
- Sikap duduk yang tegap, tidak santai/bersikap loyo.
- Pada saat kita berkomunikasi sebaiknya pandangan mata anda melihat pada pewawancara tetapi tidak melotot dan tidak melihat sekeliling ruangan.
- Jangan gusar dan memainkan "sesuatu" saat kita diwawancara.
- Menggunakan bahasa yang sopan, tegas dan jelas.
- Dapat memahami pewawancara yang ingin mengetahui data tentang diri anda sehingga kita wajib memberikan keterangan selengkap mungkin.
- Ikuti alur pembicaraan dengan seksama dan dengan perhatian. Diusahakan anda tidak pasif/diam tapi juga terkesan mendominasi pembicaraan.
- Jawab pertanyaan-pertanyaan yang anda kuasai dan hindari perdebatan.
- Beri kesan bahwa pewawancara lebih menguasai pembicaraan dari pada anda.
- Berikan kesan bahwa anda sanggup membela perusahaan atau loyal.
- Motivasi kerja. Hal ini untuk mengetahui tujuan pelamar mencari pekerjaan. Jawaban yang biasa diberikan pelamar antara lain : untuk mengisi waktu luang, asal dapat pekerjaan, atau pekerjaan ini sesuai dengan kemapuan dan merupakan tantangan untuk berprestasi.
- Gaji. Biasanya dikompromikan dengan pewawancara atau wakil perusahaan sebagai calon karyawan. Strategi dalam menjawab pertanyaan ini, hendaklah dijawab dengan mementingkan pekerjaan, karena hal ini lebih dihargai oleh perusahaan yang bersangkutan.
- Penguasaan bidang kerja. Pertanyaan ini akan menentukan sikap profresionalisme anda. Dapat dijawab jika anda menguasai dan memahami pekerjaan yang andaminati.
- Logika. Anda harus belajar menjawab pertanyaan yang diajukan tanpa mengada-ada atau mengira-ngira karena hal ini merupakan cerminan dari kedewasaan.
- Karakter probadi. Biasanya dipertanyakan tentang apa kelemahan dan kelebihan anda. Hal ini bertujuan untuk mengukur diri anda. Jawaban yang diharapkan adalah jawaban yang cenderung kearah apa yang mampu lebih anda kerjakan.
- Kesahataan. Jelaskan bahwa anda tidak terlalu terganggu oleh kesehatan walaupun anda memiliki penyakit.
Oleh : Patria Rahmawaty, S.Psi., M.MPd., Psikolog