Selamat Datang di Biro Belvalina Balikpapan

Biro Belvalina Balikpapan melayani dengan profesionalitas, kejujuran dan integritas.

Seminar Pasca Kampus 2020 Institut Teknologi Kalimantan

Team Belvalina dari Divisi Psikologi sebagai pemateri dalam Seminar Pasca Kampus 2020 di ITK.

Kunjungan Lokasi Untuk Pembuatan Dokumen TUKS PT. PLN Site Tanjung Batu

Team Belvalina dari Divisi Lingkungan melakukan kunjungan lokasi untuk pengambilan data penyusunan Dokumen TUKS PT. PLN (Persero) Tanjung Batu.

Rapat Pembahasan ANDAL Pembangunan Rumah Sakit OMNI Balikpapan

Team Belvalina dari Divisi Lingkungan melakukan rapat pembahasan ANDAL Pembangunan Rumah Sakit OMNI Balikpapan dengan TIM TEKNIS AMDAL Kota Balikpapan.

Psikotest PT. Multi Nitrotama Kimia Sanga-Sanga Kaltim

Team Belvalina dari Divisi Psikologi melakukan Psikotest calon karyawan PT. MNK sebanyak 76 orang.

Pengambilan Data Untuk Penyusunan Dokumen Analisa Sosial Ekonomi Yova Supermart Balikpapan

Tim BELVALINA melakukan kunjungan lokasi dan pengambilan data di Yova Supermart Balikpapan untuk penyusunan Dokumen Analisa Sosial Ekonomi

Kunjungan Lokasi Untuk Perijinan Dokumen UKL-UPL dan Izin TPS Limbah B3 PT. Tesco Indonesia

Tim BELVALINA melakukan kunjungan lokasi di PT. Tesco Indonesia untuk pengambilan data jasa pengurusan perijinan Dokumen UKL-UPL dan Izin TPS Limbah B3.

Kunjungan Lokasi Perijinan TPS Limbah B3 PT. Trakindo Utama Site Somber

Tim BELVALINA bersama TIM DLH melakukan kunjungan lokasi TPS Limbah B3 PT. Trakindo Utama.

Kunjungan Lapangan Untuk Penyusunan Dokumen TUKS PT. INDOEKA

Tim BELVALINA melakukan kunjungan ke lokasi TUKS PT. INDOEKA di Tenggarong Seberang untuk pengambilan data.

Kunjungan Lapangan Untuk Perijinan Pembuangan Air Limbah (IPLC) PT. Patra Jasa

Tim BELVALINA bersama TIM DLH Kota Balikpapan melakukan kunjungan lapangan untuk perijinan pembuangan air limbah di lokasi PT. Patra Jasa.

Kunjungan Lapangan Untuk Penyusunan Dokumen AMDAL PT. Balikpapan Forest Industries

Tim BELVALINA melakukan kunjungan lapangan untuk penyusunan Dokumen AMDAL PT. BFI berlokasi di PPU.

Peran Orangtua Agar Balita Menjadi Patuh




Seorang anak yang lahir dari kedunia ibarat kertas putih yang masih bersih. Tergantung siapa yang menorehkan warna dalam kertas itu dan bagaimana cara orang lain memberikan warna disana. Anak-anak dibawah usia lima tahun juga termasuk dalam masa Toodler (3-6 th). Saat ini anak mulai mengikuti rasa ingin tahu terhadap kondisi disekitar. Tidak hanya pada benda yang dilihat dan dipegang tetapi pada lingkungan sekitarnya. Saat tersebut anak mulai mengeksplorasi dirinya. Awalnya sikap mereka sangat lucu dan menggemaskan hingga mereka tumbuh menjadi pribadi yang mempesona yang mempunyai kemauan sendiri yang berbeda dari keinginan kedua orang tuanya.

Perkembangan anak  juga tidak selamanya konsisten dari waktu ke waktu. Sikap mereka yang aktif dan semaunya  tersebut terkadang membuat orang tua harus bisa lebih sabar dalam menghadapi mereka.  Mungkin diawal perkembangan anak bersikap ceria, aktif, patuh dan periang dapat berubah menjadi egois, pemalu, penakut, cengeng, mudah marah, pembangkang dan bahkan menjadi hiperaktif serta susah diatur.  Hingga  tidak jarang orang tua menjadi kehilangan kendali emosi hingga bertindak agresif pada anak seperti berteriak kasar, mencubit dan memukul. Yang perlu dipahami bahwa anak-anak juga mengalami perubahan tiap waktunya karena sama seperti orang dewasa mereka bukan individu yang sempurna. Pembentukan karakter mereka yang dimulai dari usia dini juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan proses belajar mereka dalam lingkungan keluarga.

Anak-anak pada fase ini secara kognitif (penalaran) sudah mulai belajar untuk memahami aturan seperti benar salah, baik buruk, apa yang boleh dilakukan apa yang tidak, tanggap dalam memahami perasaan sendiri, mulai berbagi kepada orang lain dan belajar untuk bersosialisasi dengan teman-teman disekitarnya. Anak mulai belajar untuk melakukan aktifitas kebutuhan diri tanpa bantuan orang lain seperti memasang kancing baju, memakai kaos kaki, menjangkau sesuatu sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Hingga sebagai orang tua harus memahami perkembangan dan perubahan yang terjadi pada fase tersebut. Perubahan sifat yang terjadi pada anak adalah hal yang normal dan dapat menyikapi hal tersebut dengan bijak sana dengan kesabaran.

Ada beberapa sebab mengapa anak mengalami perubahan negatif pada diri mereka, diantaranya :

  • Mencari perhatian.  Saat anak merasa dirinya diabaikan oleh orang tua entah karena orang tua sibuk bekerja, kehadiran bayi dalam keluarga atau orang tua kurang melibatkan anak maka sikap yang muncul adalah bersikap yang tidak biasanya.
  • Power seeking, artinya anak ingin menang dari orang tua. Apabila anak menginginkan sesuatu ingin orang tuanya memenuhi permintaan mereka, biasanya disertai dengan mengancam.
  • Tidak percaya diri dan putus asa. Anak yang sering disalahkan dan dimarahi bahkan dikritik didepan orang lain mengakibatkan anak menjadi frustasi dan akhirnya menjadi menarik diri dari lingkungan.
  • Balas dendam. Apabila anak merasa sakit hati akibat perlakukan orang tua yang berlebihan seperti orang tua memarahi anak, dipukul maka tanpa disadari anak akan bertindak ingin membalas sakit hati mereka.
  • Sikap orang tua yang cenderung membedakan perlakuan terhadap anak-anaknya akan membuat anak menjadi merasa tidak diinginkan apabila tidak menjadi seperti harapan orang tuanya.
  • Contoh yang kurang baik dari orang tua hingga anak mengadopsi perilaku orang tuanya dan menampilkannya dalam tingkah laku sehari-hari.

Berikut cara mengatasi anak yang sulit diatur :
  • Terapkan pola asuh yang tepat dalam keluarga.
  • Tentukan aturan dalam keluarga yang tidak boleh dilanggar. Apabila salah satu anggota melanggar berikan punishment yang sudah disepakati.
  • Jelaskan pada anak tentang pentingnya mengikuti sebuah aturan atau sopan santun.
  • Ubah perilaku orang tua yang kurang tepat didepan anak. Karena anak akan meniru perilaku orang tua serta berilah contoh yang baik pada anak.
  • Apabila anda ingin melarang anak untuk melakukan sesuatu berikan penjelasan kepada anak agar mereka mengetahui alasanya.
  • Jangan terlalu membatasi aktifitas anak (mengekang) atau banyak menggunakan kata “tidak boleh” karena anak akan merasa frustasi karena selalu dilarang. Selama hal itu tidak membahayakan diri beri kesempatan anak untuk melakukan yang disertai dengan pengawasan.
  • Kendalikan emosi saat menemukan akan melakukan sesuatu yang tidak biasanya. Jangan berkata dengan intonasi tinggi apalagi melakukan kekerasan fisik pada anak namun rangkul anak dan ajak diskusi untuk mendengarkan penjelasnya.
  • Jangan bersikap menghakimi ketika anak melakukan kesalahan.
  • Berikan pujian pada anak apabila anak melakukan kebaikan atau hal terpuji. Kerena penghargaan seperti itu dapat menumbuhkan sikap positif dalam pembentukan karakter anak.
  • Jangan mengungkit kesalahan yang sudah dilakukan atau memberikan label pada anak dengan tindakan negatif yang sudah dilakukan karena hal itu akan melekat dalam diri anak dan tanpa disadari anak bertingkah laku seperti label tersebut.

Oleh :
Patria Rahmawaty, S.Psi., M.MPd., Psikolog


Peran Orangtua Dalam Mengatasi Anak Kidal




            Tiap anak yang terlahir adalah sebuah karunia. Karena anak membawa kebaikan tidak untuk dirinya sendiri tetapi berlaku untuk orang disekitarnya. Meskipun dalam pertumbuhan dan perkembangannya tidak semua sesuai harapan, seperti anak kidal. Mungkin kita tidak menyadari sedari awal namun sepanjang pertumbuhan fisiknya anak lebih dominan menggunakan tangan kirinya. Respon dalam melakukan sesuatu dengan tangan kiri bahkan aktif dan cepat dalam beraktifitas. Ada banyak pendapat yang muncul seputar anak kidal (lefthands), ada yang mulai dari peran genetika walaupun secara ilmiah belum tentu kebenarannya. Ada juga yang berpendapat karena proses persalinan yang terjadi pada saat lahir. Terlepas dari perbedaan pendapat dari penyebab tersebut, anak kidal juga memiliki keistimewaan tersendiri karena kidal bukan penyakit atau aib.

            Otak manusia terdiri dari dua bagian yaitu otak kanan dan otak kiri. Otak sebelah kiri ( memakain tangan  kanan ) memiliki kemampuan untuk berhitung,/numerik, nalar sistematis yang lebih bagus, kemampuan verbal sepert lisan dan tulis serta perasaan positif. Sedangkan untuk orang yang lebih dominan menggunakan otak kanan ( tangan kiri/kidal) memiliki kemampuan abstrak yang baik, kemampuan spasia (membaca peta)l, penguasaan seni, bahasa, dan ekspresif dalam perasaan). Kemampuan seseorang tidak hanya didominasi oleh salah satu bagian saja namun juga merupakan kombinasi dari keduanya. Meskipun kecenderungan anak terlahir dengan kecenderungan tangan kanan atau tangan kiri. Anak dengan tangan kiri tidak selamanya merupakan anak kidal.

            Harusnya sebagai orang tua hendaknya dapat membantu anak kidal untuk dapat dengan nyaman menerima keadaan dirinya. Berikut beberapa cara untuk mengatasi untuk anak kidal, diantaranya :
  • Pada usia 18 bulan sampai dengan 3 tahun anak sudah mulai terlihat dengan tetap penggunakan tangannya namun akan semakin jelas pada saat usia 5 tahun. Lakukan pengamatan sedini mungkin mengenai penggunaan tangan saat beraktifitas.
  • Apabila anak lebih dominasi menggunakan tangan kiri coba latih selama 1-2 bulan untuk meletakan barang atau benda-benda ditengah agar anak terbiasa menggunakan tangan tangan.
  • Jika hasil pengamatan dan percobaan ternyata anak lebih dominan menggunakan tangan kiri maka jangan paksa untuk mengubah agar mereka menggunakan tangan kanan karena hal tersebut akan menimbulkan kecemasan dalam diri anak.
  • Kecemasan yang dirasakan oleh anak akan membuat rasa percaya diri yang dimilikinya menjadi hilang. Bahkan efek terburuknya anak canggung bahkan gagap dan anak menjadi sulit dalam belajar.
  • Penerimaan positif dari orang tua terhadap kondisi anak dan tidak membandingkan dengan orang lain dapat membantu anak.
  • Hindarkan menegur anak dihadapan orang lain mengenai penggunakan tangan kirinya saat sedang bersosialisasi.
  • Namun untuk kebutuhannya dalam bersosialisasi perlu mengenalkan anak akan penggunaan tangan tangan dan jika anak mampu, orang tua boleh melatih penggunaan tangan kanan apabila anak bersosialisasi dengan orang lain seperti bersalaman menggunakan tangan tangan dan menerima sesuatu dengan tangan kanan. Karena itu bagian dari etika pergaulan sosial/sopan satun.
  • Berilah pujian pada anak apabila  menggunakan aktifitas dengan tangan kanannya.
  • Tanamkan rasa percaya diri anak dengan memberikan dukungan atas tindakan yang dilakukan.
  • Gali potensi anak dengan mengajak untuk mengikuti kegiatan diluar lingkungan keluarga / sekolah agar ia mampu menjadi individu berprestasi dengan kemampuan yang ada.
  • Bila perlu koordinasikan dengan guru disekolah mengenai anak kidal agar mereka lebih siap dan mampu beradaptasi dengan lingkungan yang sebagian besar menggunakan tangan kanan.
Oleh :
Patria Rahmawaty, S.Psi., M.MPd., Psikolog

Peran Guru BK Untuk Identifikasi Perilaku Siswa Pengguna Narkoba


Patria Rahmawaty, S.Psi., M.MPd., Psikolog

A.    Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan masa yang menyenangkan dalam fase kehidupan manusia dan tidak akan terulang untuk kedua kali. Masa remaja identik dengan perubahan baik secara fisik, psikologis dan sosial hingga dapat dikatakan masa remaja merupakan masa transisi yang syarat dengan ‘badai dan topan’. Perubahan-perubahan tersebut sangat mempengaruhi pola pikir mereka dan tidak jarang menimbulkan persolan baru dalam diri mereka apabila tidak menemukan jawaban atas persoalan yang ada. Mengingat masa remaja merupakan masa peralihan, tempat mereka bukan pada fase anak-anak maupun dewasa atau tua. Masa remaja sendiri berawal dari usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria.
Usia pada fase remaja merupkan usia sekolah di jejang pertama dan atas. Khusunya pada jenjang pertama ini akan membawa perubahan drastis dalam rutinitas persekolahan bagi siswa, karena mereka belum terbiasa dengan pergantian bidang studi dan tenaga pengajar dalam jadwal pelajaran. Namun, keberhasilan yang baik dijenjang pendidikan ini akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan mereka dikemudian hari.
Selain itu masa remaja, merupakan masa yang sangat berarti bagi perkembangan kepribadian seseorang. Mengingat pada masa ini mereka berada dalam proses pencarian identitas diri meskipun peran orang tua merupakan salah satu kontibutor dalam proses tersebut, namun sekolah sebagai pembentuk pola pikir akademis juga memberikan peran bagi perkembangan remaja sebagai siswa. Oleh karena itu, sekolah melalui pelayanan bimbingan harus lebih intensif dan lebih lengkap dibanding dengan pelayanan disatuan pendidikan dibawahnya untuk membantu siswa dalam mengatasi perubahan diri dan persoalan yang ditemukan.
Pentingnya masa ini terhadap perkembangan masa remaja tidak banyak diketahui oleh remaja itu sendiri. Masa ini juga merupakan masa pertumbuhan yang cepat dalam tinggi dan berat badan, kekuatan fisik serta dunia sosial. Para remaja pada umumnya sulit untuk membuka dirinya terhadap orang lain dan sulit mengetahui diri sendiri dalam proses perubahannya, mereka juga sulit dalam mengakui bahwa mereka membutuhkan bimbingan dan mereka menolak pertolongan dari orang dewasa.
Fase ini mereka cenderung untuk menjadi bagian dari salah satu kelompok yang dapat menerima diri dan mempunyai kesamaan dengan diri mereka. Adanya rasa nyaman dan dipercaya membuat mereka lebih banyak mengikuti anjuran dan ajakan dari kelompok mereka dengan sukarela. Tidak jarang kondisi nyaman mereka bertolak belakang dengan harapan orang tua dan kecemasan orang tua akan keterlibatan mereka pada persoalan-persoalan yang kerap menjadi bagian remaja, seperti perkelahian pelajar, kebiasaan merokok, pergaulan bebas, geng motor, kriminalitas remaja, rasa ingin tahu remaja pada perilaku seksual baik melalui buku maupun film, penyalahgunaan obat-obatan terlarang yang tiap waktu presentase pelaku tersebut mengalami peningkatan.
Kesenjangan inilah yang membuat persoalan remaja semakin meluas. Remaja yang berstatus siswa saat ini merupakan banyak sebagai pelaku kenakalan remaja dengan berbagai alasan penyebab perilaku tersebut. Penyalahgunaan obat terlarang saat ini merupakan persoalan yang menjadi topik penting mengingat remaja merupakan pelanggan terbesar bagi pengedar. Peranan sekolah melalui guru Bimbingan Konseling menjadi salah satu ujung tombak dari sekian banyak aspek yang dapat membantu siswa mencegah timbulnya perilaku penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Hingga dibutuhkan ketrampilan dari guru Bimbingan Konseling terhadap pemahaman tentang obat-obatan terlarang dan pendekatan secara psikologis bagi para siswa.

B.    Penyebab siswa menyalahgunaan obat-obatan terlarang, diantaranya sebagai berikut :
1. Indentitas diri (konsep diri) masih lemah.
Kurang memahami kekuatan dan kelemahan diri membuat remaja merasa canggung dalam bersikap dan mudah mendapatkan pengaruh dari lingkungan sekitar.
2. Rasa percaya diri rendah.
Remaja kurang berani untuk menolak ajakan dari orang lain untuk melakuksan hal-hal yang sifatnya negatif. Perlu membiasakan untuk berkata ‘tidak’ atas sesuatu yang dapat merugikan diri sendiri.
3. Situasi keluarga kurang harmonis.
Persoalan yang ada didalam keluarga membuat anak merasa diabaikan dan kurang diterima. Timbul perasaan kurang aman dan nyaman dalam keluarga sendiri.
4. Pengaruh teman sebaya.
Keinginan untuk menjadi bagian dalam satu kelompok agar diterima dan diakui keberadaannya remaja cenderung mengikuti pola yang ada dalam kelompok terebut.
5. Kurang mampu beradaptasi dengan lingkungan.
Kurang meyakini kemampuan diri sendiri mengakibatkan tumbuhnya perasaan rendah diri hingga remaja cenderung membatasi diri dalam pergaulan sosial agar tidak menunjukan keterbatasan yang ada didiri mereka hingga mereka lebih baik bersikap menutup diri dan membatasi ruang interaksi dengan orang sekitar.
6. Minimnya kepedulian dari masyarakat sekitar.
Munculnya individualisme dalam lingkungan sosial mengakibatkan masyarakat kurang peka dengan kondisi sekitar. Asumsi silaturahmi untuk kepentingan pribadi dan golongan tertentu
7. Kurang bersikap terbuka dan komunikatif dalam anggota keluarga.
Perubahan sosial dalam lingkungan keluarga mengakibatkan bergesernya beberapa peran dan fungsi dalam keluaga itu sendiri. Kelekatan dalam keluarga beralih pada figur-figur diluar keluarga inti kepada figur luar yang dianggap mampu menumbuhkan kesan nyaman bagi anggota keluarga.

C.    Pola Pemakai Obat-obata Terlarang
Ada beberapa pola pemakaian obat-obatan terlarang yang sering dilakukan oleh pengguna, diantaranya adalah :
1. Pola coba-coba, yaitu karena iseng atau rasa ingin tahu. Biasanya karena faktor            pengaruh teman sebaya dengan membujuk atau mengiming-imingi.
2. Pola pemakaian sosial, yaitu agar diterima dalam suatu kelompok dan       mendapatkan pengakuan.
3. Pola pemakaian situasional yaitu menggunakan karena faktor keadaan terutama   dalam kondisi tertekan dan penuh persoalan. Tujuannya untuk mencari ketenangan sesaat dan memanipulasi diri.
4. Pola kebiasaan, yaitu karena terbiasa menggunakan secara rutin dan mengalami       perubahan gaya hidup.
5. Pola ketergantungan, yaitu pemakai menggunakan narkoba sebagai salah satu            kebiasaan. Timbul perilaku negatif untuk mendapatkan narkoba.

D.    Ciri-ciri Pengguna Obat-obatan terlarang.
Secara umum kondisi tersebut dibagi dalam dua golongan utama yaitu :
1. Secara Fisik :
Muka terlihat pucat, terkadang muka merah, kulit terasa dingin, berkeringat, badan lemas, suka menguap, mengantuk, penampilan kucel/jorok,bicara tidak jelas, jarang mandi, dilengan tangan terdapat bekas suntikan,suka dengan jenis musik ritme keras dan cepat, suka keluar malam, sering bolos,dan suka mencuri untuk mendapatkan barang.
2. Secara psikologis :
mudah marah, tersinggung,suka menyendiri, agresif untuk mendapatkan sesuatu, kurang fokus/konsentrasi, tidak jujur/sering berbohong,cenderung menutup diri, membatasi dalam pergaulan, tidak bersemangat, motivasi belajar menurun, kurang disiplin, nilai ulangan di sekolah menurun, mencari teman baru dan sering berkumpul dengan siswa/orang yang bermasalah, menghindari kontak mata saat berbicara, sering menghindari berkumpul dengan orang tua, meninggalkan hobi yang dulu ditekuni, sering membela diri (self defend tinggi), impulsif dan agresif.

E.    Dampak pengguna obat-obatan terlarang.
Penggunaan obat-obatan terlarang memberikan efek negatif bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologis seseorang, diantaranya adalah :
1. Secara fisik
    mengalami perubahan pada badan bahkan mengarah pada gangguan     kejiwaan,       suka bolos, mudah mengantuk,
2. Secara psikologis :
Mengalami hambatan dalam berkomunikasi, asosial, motivasi belajar menurun, prestasi belajar turun, kurang konsentrasi, cenderung memanipulasi diri, hubungan dengan keluarga renggang, muncul perilaku-perilaku agresif, emosional labil, pendiam.

F.     Layanan-Layanan Bimbangan Konseling di Sekolah



Ada tujuh layanan didalam bimbingan dan konseling diantaranya layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan konseling perorongan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok.
1. Layanan Orientasi
Layanan orientasi di sekolah ditunjukan untuk siswa baru dan untuk pihak-pihak lain (terutama orang tua siswa) guru memberikan pemahaman dan penyesuaian diri (terutama penyesuaian siswa) terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasukinya. Hasil yang diharapkan dari layanan orientasi ialah dipermudahnya penyesuaian siswa terhadap pola kehidupan sosial.
2. Layanan Informasi
Layanan informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat-masyarakat.
3. Penempatan dan Penyaluran
Berbagai hal seperti kemampuan, bakat, dan minat tidak tersalurkan secara tepat. Kondisi seperti ini mengakibatkan siswa yang bersangkutan tidak dapat berkembang secara optimal. Layanan penempatan dan penyaluran memungkinkan siswa memperoleh penempatan dan penyaluran secara tepat sesuai potensi, bakat, minat dan kondisi pribadi.
4. Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran merupakan suatu layanan bantuan kepada siswa baik sendiri maupun dalam kelompok untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Dalam penguasaan konten (kemampuan atau kompetensi) oleh siswa akan berguna untuk menambah wawasan dan pemahaman, mengarahkan penilaian dan sikap, menguasai cara-cara tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah-masalahnya
5. Layanan Konseling Perorangan
Layanan konseling perorangan memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahannya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan konseling perorangan ialah fungsi pengentasan.
6. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sam memperoleh berbagai bahan dari nara sumber (terutama dari guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.
7. Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahsan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok. Layanan konseling kelompok merupakan layanan konseling yang diselenggarakan dalam suasana kelompok. fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan konseling kelompok ialah fungsi pengentasan.
a. Layanan Konsultasi
    Layanan konsultasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh    konselor terhadap siswa yang memungkinkannya memperoleh wawasan,       pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam menangani kondisi atau permasalahan pihak ketiga.
b. Layanan Mediasi
    Berbeda dengan layanan yang lain terutama layanan konseling perorangan   dalam layanan mediasi konselor atau pembimbing menghadapi klien atau siswa      yang terdiri atas dua pihak atau lebih, dua kelompok atau lebih. Dengan      perkataan lain, kombinasi antara sejumlah individu atau kelompok.
                                    
G.    Hambatan dalam Bimbingan Konseling di sekolah selama ini:
Idealnya pelaksaaan bimbingan konseling disekolah dapat mencapai target untuk mengatasi berbagai persoalan psikologis yang ada dalam kehidupan remaja sebagai siswa. Namun kenyataanya masih banyak kendala yang dihadapi oleh guru Bimbingan Konseling dalam mennjalankan tugasnya terutama mengatasi masalah-masalah penyalah gunaan obat-obatan terlarang.
1. Keterbatasan pengetahuan tentang berbagai jenis obat-obatan terlarang hingga                proses informatif kepada siswa juga mengalami hambatan.
2. Masih ada guru Bimbingan Konseling yang bukan dari latar belakang Bimbingan          Konseling hingga mereka mengalami kesulitan dalam melakukan praktek            konseling. Bahkan tidak jarang terjadinya pembocoran masalah dari pihak BK     kepada orang-orang yang tidak mempuyai kepentingan.
3. Sarana dan prasarana yang kurang memadai dalam proses konseling.
4. Ada perasaan cemas/takut dari pihak siswa untuk menceritakan persoalannya    terutama yang berhubungan dengan obat-obatan terlarang.
5. Ada kecemasan dari guru BK tentang aspek hukum apabila siswanya terlibat      dalam kasus obat-obatan terlarang.

H.    Penanggulangan Penyalahgunaan Obat-obatan terlarang di Sekolah
Setelah kita memahami berbagai persoalan yang berhubungan dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang, maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya perilaku tersebut, diantaranya:
1. Memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami kepada siswa agar mereka         dapat mengetahui dampak negatif bagi pengguna obat-obatan terlarang.
2. Mencari sumber masalah yang dihadapi siswa, bukan hanya terpusat pada         masalah yang nampak saat itu.
3. Melakukan pendekatan psikologis secara personal kepada siswa yang bermasalah       agar tumbuh kepercayaan dan keterbukaan untuk menggali persoalan yang        dihadapi.
4. Diskusikan masalah siswa dengan orang tua dan guru kelas tanpa melibatkan   unsur-unsur yang tidak memiliki hubungan dengan masalah tersebut gunanya     untuk menghindari timbulnya asumsi negatif dan kesenjangan sosial.
5. Bila siswa terindikasi penyalahgunaan obat-obatan terlarang maka lakukan        pengetesan secara medis dan apabila positif maka perlu direhabilitasi dengan      melibatkan pendekatan psikologis.
6. Memberikan kesempatan bagi siswa yang pasca rehabilitasi untuk belajar tanpa            adanya diskriminasi bahkan perlu untuk membantu meningkatkan rasa percaya          diri mereka kembali.
7. Memberikan metode pembelajaran tentang obat-obatan terlarang secara persuasif,       menarik dan bila perlu menggunakan studi kasus.
8. Membuat iklim sekolah yang kondusif bebas obat-obatan terlarang dengan          berbagai kegiatan positif sebagai eksplorasi diri / potensi siswa.
9. Membuat jalur koordinasi yang jelas untuk penanganan siswa yang sudah positif          terkena obat-obatan terlarang.


Dari penjelasan singkat diatas dapat disimpulkan bahwa remaja sebagai siswa merupakan salah satu pengguna penyalah gunaan obat-obatan terlarang mengingat mereka pada fase transisi. Perubahan diri fisik dan psikologis menimbulkan persoalan tersendiri termasuk dalam proses belajar hingga besar peran guru BK untuk membantu dalam mengatasi persoalan yang ada disekitar dirinya.