Patria Rahmawaty, S.Psi., M.MPd., Psikolog
A. Latar
Belakang Masalah
Masa remaja merupakan masa yang menyenangkan
dalam fase kehidupan manusia dan tidak akan terulang untuk kedua kali. Masa
remaja identik dengan perubahan baik secara fisik, psikologis dan sosial hingga
dapat dikatakan masa remaja merupakan masa transisi yang syarat dengan ‘badai
dan topan’. Perubahan-perubahan tersebut sangat mempengaruhi pola pikir
mereka dan tidak jarang menimbulkan persolan baru dalam diri mereka apabila
tidak menemukan jawaban atas persoalan yang ada. Mengingat masa remaja
merupakan masa peralihan, tempat mereka bukan pada fase anak-anak maupun dewasa
atau tua. Masa remaja sendiri berawal dari usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi
wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria.
Usia pada fase remaja merupkan usia sekolah
di jejang pertama dan atas. Khusunya pada jenjang pertama ini akan membawa
perubahan drastis dalam rutinitas persekolahan bagi siswa, karena mereka belum
terbiasa dengan pergantian bidang studi dan tenaga pengajar dalam jadwal
pelajaran. Namun, keberhasilan yang baik dijenjang pendidikan ini akan sangat
berpengaruh terhadap kehidupan mereka dikemudian hari.
Selain itu masa remaja, merupakan masa yang
sangat berarti bagi perkembangan kepribadian seseorang. Mengingat pada masa ini
mereka berada dalam proses pencarian identitas diri meskipun peran orang tua
merupakan salah satu kontibutor dalam proses tersebut, namun sekolah sebagai
pembentuk pola pikir akademis juga memberikan peran bagi perkembangan remaja
sebagai siswa. Oleh karena itu, sekolah melalui pelayanan bimbingan harus lebih
intensif dan lebih lengkap dibanding dengan pelayanan disatuan pendidikan
dibawahnya untuk membantu siswa dalam mengatasi perubahan diri dan persoalan
yang ditemukan.
Pentingnya masa ini terhadap perkembangan
masa remaja tidak banyak diketahui oleh remaja itu sendiri. Masa ini juga
merupakan masa pertumbuhan yang cepat dalam tinggi dan berat badan, kekuatan fisik
serta dunia sosial. Para remaja pada umumnya sulit untuk membuka dirinya
terhadap orang lain dan sulit mengetahui diri sendiri dalam proses
perubahannya, mereka juga sulit dalam mengakui bahwa mereka membutuhkan
bimbingan dan mereka menolak pertolongan dari orang dewasa.
Fase ini mereka cenderung untuk menjadi
bagian dari salah satu kelompok yang dapat menerima diri dan mempunyai kesamaan
dengan diri mereka. Adanya rasa nyaman dan dipercaya membuat mereka lebih
banyak mengikuti anjuran dan ajakan dari kelompok mereka dengan sukarela. Tidak
jarang kondisi nyaman mereka bertolak belakang dengan harapan orang tua dan
kecemasan orang tua akan keterlibatan mereka pada persoalan-persoalan yang
kerap menjadi bagian remaja, seperti perkelahian pelajar, kebiasaan merokok,
pergaulan bebas, geng motor, kriminalitas remaja, rasa ingin tahu remaja pada
perilaku seksual baik melalui buku maupun film, penyalahgunaan obat-obatan
terlarang yang tiap waktu presentase pelaku tersebut mengalami peningkatan.
Kesenjangan inilah yang membuat persoalan
remaja semakin meluas. Remaja yang berstatus siswa saat ini merupakan banyak
sebagai pelaku kenakalan remaja dengan berbagai alasan penyebab perilaku
tersebut. Penyalahgunaan obat terlarang saat ini merupakan persoalan yang menjadi
topik penting mengingat remaja merupakan pelanggan terbesar bagi pengedar.
Peranan sekolah melalui guru Bimbingan Konseling menjadi salah satu ujung
tombak dari sekian banyak aspek yang dapat membantu siswa mencegah timbulnya
perilaku penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Hingga dibutuhkan ketrampilan
dari guru Bimbingan Konseling terhadap pemahaman tentang obat-obatan terlarang
dan pendekatan secara psikologis bagi para siswa.
B. Penyebab siswa menyalahgunaan obat-obatan
terlarang, diantaranya sebagai berikut :
1.
Indentitas diri (konsep diri) masih lemah.
Kurang memahami kekuatan dan
kelemahan diri membuat remaja merasa canggung dalam bersikap dan mudah
mendapatkan pengaruh dari lingkungan sekitar.
2. Rasa percaya diri rendah.
Remaja kurang berani untuk
menolak ajakan dari orang lain untuk melakuksan hal-hal yang sifatnya negatif.
Perlu membiasakan untuk berkata ‘tidak’ atas sesuatu yang dapat merugikan diri
sendiri.
3. Situasi keluarga kurang harmonis.
Persoalan yang ada didalam
keluarga membuat anak merasa diabaikan dan kurang diterima. Timbul perasaan
kurang aman dan nyaman dalam keluarga sendiri.
4. Pengaruh teman
sebaya.
Keinginan untuk menjadi
bagian dalam satu kelompok agar diterima dan diakui keberadaannya remaja
cenderung mengikuti pola yang ada dalam kelompok terebut.
5. Kurang mampu
beradaptasi dengan lingkungan.
Kurang meyakini kemampuan
diri sendiri mengakibatkan tumbuhnya perasaan rendah diri hingga remaja
cenderung membatasi diri dalam pergaulan sosial agar tidak menunjukan
keterbatasan yang ada didiri mereka hingga mereka lebih baik bersikap menutup
diri dan membatasi ruang interaksi dengan orang sekitar.
6. Minimnya
kepedulian dari masyarakat sekitar.
Munculnya individualisme
dalam lingkungan sosial mengakibatkan masyarakat kurang peka dengan kondisi
sekitar. Asumsi silaturahmi untuk kepentingan pribadi dan golongan tertentu
7. Kurang bersikap
terbuka dan komunikatif dalam anggota keluarga.
Perubahan sosial dalam
lingkungan keluarga mengakibatkan bergesernya beberapa peran dan fungsi dalam
keluaga itu sendiri. Kelekatan dalam keluarga beralih pada figur-figur diluar
keluarga inti kepada figur luar yang dianggap mampu menumbuhkan kesan nyaman
bagi anggota keluarga.
C. Pola Pemakai Obat-obata Terlarang
Ada beberapa pola
pemakaian obat-obatan terlarang yang sering dilakukan oleh pengguna,
diantaranya adalah :
1.
Pola coba-coba, yaitu karena iseng atau rasa ingin tahu. Biasanya karena
faktor pengaruh
teman sebaya dengan membujuk atau mengiming-imingi.
2. Pola pemakaian sosial, yaitu agar diterima dalam suatu kelompok dan mendapatkan pengakuan.
3. Pola pemakaian situasional yaitu menggunakan
karena faktor keadaan terutama dalam
kondisi tertekan dan penuh persoalan. Tujuannya untuk mencari ketenangan sesaat dan memanipulasi diri.
4. Pola kebiasaan, yaitu karena terbiasa
menggunakan secara rutin dan mengalami perubahan
gaya hidup.
5. Pola ketergantungan, yaitu pemakai menggunakan
narkoba sebagai salah satu kebiasaan.
Timbul perilaku negatif untuk mendapatkan narkoba.
D. Ciri-ciri Pengguna Obat-obatan terlarang.
Secara umum kondisi
tersebut dibagi dalam dua golongan utama yaitu :
1.
Secara Fisik :
Muka terlihat pucat,
terkadang muka merah, kulit terasa dingin, berkeringat, badan lemas, suka
menguap, mengantuk, penampilan kucel/jorok,bicara tidak jelas, jarang mandi,
dilengan tangan terdapat bekas suntikan,suka dengan jenis musik ritme keras dan
cepat, suka keluar malam, sering bolos,dan suka mencuri untuk mendapatkan
barang.
2.
Secara psikologis :
mudah marah,
tersinggung,suka menyendiri, agresif untuk mendapatkan sesuatu, kurang
fokus/konsentrasi, tidak jujur/sering berbohong,cenderung menutup diri,
membatasi dalam pergaulan, tidak bersemangat, motivasi belajar menurun, kurang
disiplin, nilai ulangan di sekolah menurun, mencari teman baru dan sering
berkumpul dengan siswa/orang yang bermasalah, menghindari kontak mata saat
berbicara, sering menghindari berkumpul dengan orang tua, meninggalkan hobi
yang dulu ditekuni, sering membela diri (self defend tinggi), impulsif
dan agresif.
E. Dampak pengguna obat-obatan terlarang.
Penggunaan
obat-obatan terlarang memberikan efek negatif bagi pertumbuhan fisik dan
perkembangan psikologis seseorang, diantaranya adalah :
1.
Secara fisik
mengalami perubahan pada badan bahkan
mengarah pada gangguan kejiwaan, suka bolos, mudah mengantuk,
2. Secara psikologis
:
Mengalami hambatan dalam
berkomunikasi, asosial, motivasi belajar menurun, prestasi belajar turun,
kurang konsentrasi, cenderung memanipulasi diri, hubungan dengan keluarga
renggang, muncul perilaku-perilaku agresif, emosional labil, pendiam.
F. Layanan-Layanan Bimbangan Konseling di
Sekolah
Ada tujuh layanan didalam
bimbingan dan konseling diantaranya layanan orientasi, layanan informasi,
layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan konseling
perorongan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok.
1. Layanan Orientasi
Layanan orientasi di sekolah
ditunjukan untuk siswa baru dan untuk pihak-pihak lain (terutama orang tua
siswa) guru memberikan pemahaman dan penyesuaian diri (terutama penyesuaian
siswa) terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasukinya. Hasil yang diharapkan
dari layanan orientasi ialah dipermudahnya penyesuaian siswa terhadap pola
kehidupan sosial.
2. Layanan Informasi
Layanan
informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan
pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan
dan mengembangkan pola kehidupan pelajar, anggota keluarga, dan
masyarakat-masyarakat.
3. Penempatan
dan Penyaluran
Berbagai hal seperti kemampuan, bakat, dan minat tidak tersalurkan
secara tepat. Kondisi seperti ini mengakibatkan siswa yang bersangkutan tidak
dapat berkembang secara optimal. Layanan penempatan dan penyaluran memungkinkan
siswa memperoleh penempatan dan penyaluran secara tepat sesuai potensi, bakat,
minat dan kondisi pribadi.
4. Layanan
Pembelajaran
Layanan pembelajaran merupakan suatu layanan bantuan kepada siswa
baik sendiri maupun dalam kelompok untuk menguasai kemampuan atau kompetensi
tertentu melalui kegiatan belajar. Dalam penguasaan konten (kemampuan atau
kompetensi) oleh siswa akan berguna untuk menambah wawasan dan pemahaman,
mengarahkan penilaian dan sikap, menguasai cara-cara tertentu dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah-masalahnya
5. Layanan
Konseling Perorangan
Layanan konseling perorangan memungkinkan siswa mendapatkan
layanan langsung secara tatap muka dengan guru pembimbing dalam rangka
pembahasan dan pengentasan permasalahannya. Fungsi utama bimbingan yang
didukung oleh layanan konseling perorangan ialah fungsi pengentasan.
6. Layanan
Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa
secara bersama-sam memperoleh berbagai bahan dari nara sumber (terutama dari
guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai
individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.
7. Layanan
Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok memungkinkan siswa memperoleh kesempatan
bagi pembahsan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok.
Layanan konseling kelompok merupakan layanan konseling yang diselenggarakan
dalam suasana kelompok. fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan
konseling kelompok ialah fungsi pengentasan.
a. Layanan Konsultasi
Layanan konsultasi merupakan layanan
konseling yang dilaksanakan oleh konselor
terhadap siswa yang memungkinkannya memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam
menangani kondisi atau permasalahan pihak
ketiga.
b. Layanan Mediasi
Berbeda dengan layanan yang lain terutama
layanan konseling perorangan dalam
layanan mediasi konselor atau pembimbing menghadapi klien atau siswa yang terdiri atas dua pihak atau lebih, dua
kelompok atau lebih. Dengan perkataan
lain, kombinasi antara sejumlah individu atau kelompok.
G. Hambatan dalam Bimbingan Konseling di sekolah selama ini:
Idealnya pelaksaaan bimbingan
konseling disekolah dapat mencapai target untuk mengatasi berbagai persoalan
psikologis yang ada dalam kehidupan remaja sebagai siswa. Namun kenyataanya
masih banyak kendala yang dihadapi oleh guru Bimbingan Konseling dalam
mennjalankan tugasnya terutama mengatasi masalah-masalah penyalah gunaan
obat-obatan terlarang.
1. Keterbatasan pengetahuan
tentang berbagai jenis obat-obatan terlarang hingga proses informatif
kepada siswa juga mengalami hambatan.
2. Masih ada guru Bimbingan Konseling yang bukan dari latar
belakang Bimbingan Konseling
hingga mereka mengalami kesulitan dalam melakukan praktek konseling. Bahkan tidak jarang terjadinya
pembocoran masalah dari pihak BK kepada
orang-orang yang tidak mempuyai kepentingan.
3. Sarana dan prasarana yang kurang memadai dalam proses
konseling.
4. Ada perasaan cemas/takut
dari pihak siswa untuk menceritakan persoalannya terutama yang berhubungan dengan obat-obatan terlarang.
5. Ada kecemasan dari guru BK
tentang aspek hukum apabila siswanya terlibat dalam
kasus obat-obatan terlarang.
H. Penanggulangan Penyalahgunaan Obat-obatan
terlarang di Sekolah
Setelah kita memahami
berbagai persoalan yang berhubungan dengan penyalahgunaan obat-obatan
terlarang, maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
perilaku tersebut, diantaranya:
1. Memberikan informasi yang jelas dan mudah
dipahami kepada siswa agar mereka dapat
mengetahui dampak negatif bagi pengguna obat-obatan terlarang.
2. Mencari sumber masalah yang dihadapi siswa,
bukan hanya terpusat pada masalah
yang nampak saat itu.
3. Melakukan pendekatan psikologis secara personal
kepada siswa yang bermasalah agar
tumbuh kepercayaan dan keterbukaan untuk menggali persoalan yang dihadapi.
4. Diskusikan masalah siswa dengan orang tua dan
guru kelas tanpa melibatkan unsur-unsur
yang tidak memiliki hubungan dengan masalah tersebut gunanya untuk menghindari timbulnya asumsi negatif
dan kesenjangan sosial.
5. Bila siswa terindikasi penyalahgunaan
obat-obatan terlarang maka lakukan pengetesan
secara medis dan apabila positif maka perlu direhabilitasi dengan melibatkan pendekatan psikologis.
6. Memberikan kesempatan bagi siswa yang pasca
rehabilitasi untuk belajar tanpa adanya
diskriminasi bahkan perlu untuk membantu meningkatkan rasa percaya diri mereka kembali.
7. Memberikan metode pembelajaran tentang
obat-obatan terlarang secara persuasif, menarik
dan bila perlu menggunakan studi kasus.
8. Membuat iklim sekolah yang kondusif bebas
obat-obatan terlarang dengan berbagai
kegiatan positif sebagai eksplorasi diri / potensi siswa.
9. Membuat jalur koordinasi yang jelas untuk
penanganan siswa yang sudah positif terkena
obat-obatan terlarang.
Dari
penjelasan singkat diatas dapat disimpulkan bahwa remaja sebagai siswa
merupakan salah satu pengguna penyalah gunaan obat-obatan terlarang mengingat
mereka pada fase transisi. Perubahan diri fisik dan psikologis menimbulkan
persoalan tersendiri termasuk dalam proses belajar hingga besar peran guru BK
untuk membantu dalam mengatasi persoalan yang ada disekitar dirinya.