Selamat Datang di Biro Belvalina Balikpapan

Biro Belvalina Balikpapan melayani dengan profesionalitas, kejujuran dan integritas.

Seminar Pasca Kampus 2020 Institut Teknologi Kalimantan

Team Belvalina dari Divisi Psikologi sebagai pemateri dalam Seminar Pasca Kampus 2020 di ITK.

Kunjungan Lokasi Untuk Pembuatan Dokumen TUKS PT. PLN Site Tanjung Batu

Team Belvalina dari Divisi Lingkungan melakukan kunjungan lokasi untuk pengambilan data penyusunan Dokumen TUKS PT. PLN (Persero) Tanjung Batu.

Rapat Pembahasan ANDAL Pembangunan Rumah Sakit OMNI Balikpapan

Team Belvalina dari Divisi Lingkungan melakukan rapat pembahasan ANDAL Pembangunan Rumah Sakit OMNI Balikpapan dengan TIM TEKNIS AMDAL Kota Balikpapan.

Psikotest PT. Multi Nitrotama Kimia Sanga-Sanga Kaltim

Team Belvalina dari Divisi Psikologi melakukan Psikotest calon karyawan PT. MNK sebanyak 76 orang.

Pengambilan Data Untuk Penyusunan Dokumen Analisa Sosial Ekonomi Yova Supermart Balikpapan

Tim BELVALINA melakukan kunjungan lokasi dan pengambilan data di Yova Supermart Balikpapan untuk penyusunan Dokumen Analisa Sosial Ekonomi

Kunjungan Lokasi Untuk Perijinan Dokumen UKL-UPL dan Izin TPS Limbah B3 PT. Tesco Indonesia

Tim BELVALINA melakukan kunjungan lokasi di PT. Tesco Indonesia untuk pengambilan data jasa pengurusan perijinan Dokumen UKL-UPL dan Izin TPS Limbah B3.

Kunjungan Lokasi Perijinan TPS Limbah B3 PT. Trakindo Utama Site Somber

Tim BELVALINA bersama TIM DLH melakukan kunjungan lokasi TPS Limbah B3 PT. Trakindo Utama.

Kunjungan Lapangan Untuk Penyusunan Dokumen TUKS PT. INDOEKA

Tim BELVALINA melakukan kunjungan ke lokasi TUKS PT. INDOEKA di Tenggarong Seberang untuk pengambilan data.

Kunjungan Lapangan Untuk Perijinan Pembuangan Air Limbah (IPLC) PT. Patra Jasa

Tim BELVALINA bersama TIM DLH Kota Balikpapan melakukan kunjungan lapangan untuk perijinan pembuangan air limbah di lokasi PT. Patra Jasa.

Kunjungan Lapangan Untuk Penyusunan Dokumen AMDAL PT. Balikpapan Forest Industries

Tim BELVALINA melakukan kunjungan lapangan untuk penyusunan Dokumen AMDAL PT. BFI berlokasi di PPU.

Mengenalkan Kecerdasan Financial Pada Keluarga (Khususnya Pada Anak Untuk Menghindari Sikap Boros)


(Image from kabarinwes.com)

Semakin banyaknya barang kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan memberikan dampak bagi kehidupan social maupun pekonomian masyarakat terutama bagi kehidupan dalam keluarga. Sementara penghasilan yang didapatkan kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan  yang ada, Bahkan dapat mengakibatkan pengeluaran yang melebihi pendapatan. Terlebih lagi kebutuhan pokok yang semakin menjulang sementara pendapatannya tidak mengalami peningkatan. Dari kondisi ini menimbulkan banyak permasalahan yang muncul. Karena setiap anggota keluarga mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Akan semakin menjadi konflik apabila kebutuhan setiap orang yang tinggi namun pemasukan yang diperoleh hanya cukup untuk kebutuhan utama sementara didalam anggota keluarga tersebut terdiri dari beberapa orang. Bahkan tidak jarang mereka harus meminjam uang dari orang lain atau tempat lain dengan menggunakan  jaminan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Dalam keluarga perlu untuk memberikan pemahaman kepada anggotanya tentang keadaan dimana melonjaknya harga dari barang-barang kebutuhan. Hingga mereka mampu mengendalikan keinginan untuk memiliki suatu barang. Terlebih lagi bila selalu mengikuti perkembangan mode pakaian, makanan, liburan setiap saat, elektronik seperti gadget terbaru, perabotan rumah bahkan gaya hidup yang tinggi. Kondisi ini akan menjebak mereka kedalam pola hidup boros. Gaya hidup di kota besar dimana pergaulan dengan banyak orang dari berbagai macam status social menyebabkan diri kita selalu ingin mengikuti perkembangan dengan alasan sebagai prestise semata. Ini dapat terlihat dari tingginya pengujung mall (pusat perbelanjaan ) pada hari libur. Fenomena ini menggambarkan tingkat konsumtif yang cukup tinggi dari masyarakat.
Saat ini sering pula kita lihat anak kecil menggunakan gadget terbaru, barang-barang dengan brand ternama, mulai dari tas sekolah, baju dan sepatu bahkan saat mereka mengisi liburan. Mereka yang seakan menjadi kurang peduli terhadap keadaan disekitar dirinya dengan catatan kebutuhanya terpenuhi sementara itu mereka tidak memahami bahwa untuk mendapatkan kebutuhan mereka berasal dari hasil jerih payah orang tua. Apabila keadaan tersebut tidak dikendalikan pola hidup boros maka akan memberikan dampak negatif bagi perkembangan psikologis mereka sendiri maupun keluarga. Dimana anak menjadi kurang menghargai jerih payah orangtua, menggampangkan untuk mendapatkan sesuatu, kurang dapat mengendalikan diri terhadap keinginan pribadi, hingga mereka secara emosional menjadi labil bahkan yang paling buruk dapat melakukan tindakan kriminalitas remaja seperti mencuri uang orang tua bahkan orang lain hanya untuk memenuhi keinginanya, berbohong untuk mendapatkan barang yang diinginkan serta melakukan perbuatan kurang sesuai dengan norma masyarakat seperti melakukan transaksi seksual untuk mendapatkan barang impianya. Kondisi ini akan mengarah pada kemerosotan mental dikalangan remaja.
Oleh karena ini ada baiknya dalam keluarga mengajarkan pentingnya kecerdasan financial pada anggotanya terutama anak-anak sejak diri. Kecerdasan Finansial adalah suatu kemampuan untuk mengatur dan mengendalikan diri terhadap keuangan seseorang. Tujuannya mengajarkan hal itu untuk membantu anak-anak sedini mungkin dalam mengendalikan diri dalam penggunaan uang yang pada akhirnya membantu mereka dalam mengatur keuangan dan pengeluarannya hingga memberikan keuntungan dalam mengelola keuangan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam mengendalikan pola hidup boros, diantaranya:
-       Mengenalkan nilai mata uang pada anak dan fungsinya agar mereka mampu menghargai nilai mata uang.
-       Mengajarkan pada anak untuk menabung baik menggunkan celengan dirumah ataupun membuka rekening di bank agar dapat membeli barang-barang yang dibutuhkan.
-       Mengatur pengeluaran dari pendapatan yang mereka miliki misalnya uang saku yang diperoleh tidak dihabiskan dalam sehari namun disisakan untuk ditabung.
-       Membeli barang sesuai dengan kebutuhan agar tidak mengeluarkan uang hanya untuk membeli barang karena emosi sesaat.
-       Ajarkan anak untuk mendapatkan sesuatu tidak dengan cara mudah namun usaha terlebih dahulu seperti mengumpulkan dari uang saku atau reward karena telah berprestasi.
-       Orang tua sebagai figure model dari anak dapat memberikan contoh secara langsung dengan bersikap hati-hati dalam mengeluarkan uang. Artinya cukup bijaksana dalam membeli barang.
-       Bangun komunikasi antar anak dengan orang tua hingga bila mereka membutuhkan sesuatu dapat mendiskusikannya tanpa harus melakukan tindakan yang melanggar aturan.

-       Beri kepercayaan pada anak untuk mengatur keuangannya namun tetap dalam pengawasan.


Tags :
Biro Psikologi Balikpapan
Jasa Konsultasi Psikologi Balikpapan
Jasa Konsultasi
Biro Psikologi Balikpapan

Biro Belvalina Balikpapan

Hadiah yang Sesuai Untuk Anak


(Image by Shutterstock)
Setiap orang tua ingin memberikan hadiah bagi anak-anaknya agar mereka merasa senang. Baik saat anak mendapatkan prestasi, atau pun saat anak telah melakukan sesuatu yang membanggakan orang tua serta saat anak berperilaku sesuai harapan orang tuanya. Meskipun dalam memberikan reward tersebut tidak selama nya sesuai dengan dengan apa yang anak butuhkan. Bahkan ada pula orang tua yang memberikan hadiah hanya karena tanpa adanya alasan yang jelas seperti prestise belaka. Biasanya reward (hadiah) diberikan sebagai wujud apresiasi orang tua terhadap perilaku baik dari anak dan hal itu dilakukan untuk memotivasi anak agar mengulang perilaku positif atau hal baik yang telah dilakukan. Pemberian reward tersebut sebagai proses belajar anak agar mereka memahami bahwa apabila melakukan hal positif akan mendapatkan ganjaran demikian pula saat anak melakukan perilaku buruk akan mendapatkan hukuman sebagai imbalannya yang bertujuan agar mereka jera dan tidak mengulangi perilaku yang negative tadi.
Dalam proses belajar reward dan punishment adalah hal yang biasa dilakukan selama masih sesuai dengan perkembangan anak dan kebutuhannya. Selama diberikan pada waktu yang tepat. Namun kenyataannya ada pula orang tua kurang  sesuai dalam menentukan reward maupun punishment  yang akhirnya hal itu tidak merupakan proses belajar bagi anak. Seperti dalam pemberian punishment  dimana masih dijumpai perilaku orang tua yang menekankan hukuman fisik bagi anak-anaknya. Hingga hukuman yang diberikan tidak menimbulkan efek jera hanya menimbulkan rasa malu sesaat dan kemudian terjadi pengulangan lagi. 
Saat ini marak terjadi disekitar kita bahwa orang tua memberikan reward sebagai bentuk prestise atas status social yang mereka miliki agar dianggap mampu atau menyayangi anak mereka. Sepert  pemberian gadget dan kendaraan bagi anak-anak yang belum cukup umurnya. Anak pra sekolah diberikan gadget canggih hanya sekedar untuk bermain games dan memberikan kendaraan saat anak mereka masih berada dibangku sekolah menengah pertama. Sementara hal tersebut belum saatnya mereka miliki. Karena pemberiaan kendaraan bagi anak dibawah umur kurang tepat. Untuk memperoleh ijin mengemudi saja harus berusia 18 tahun. Hal tersebut  kurang sesuai  apabila diterapkan sebagai proses belajar dalam pemberian reward. Terlebih lagi apabila orang tua memberikan kendaraan tersebut hanya karena ikut-ikutan teman atau karena anak merasa membutuhkan sebagai alat transportasi kesekolah.
Pemberian reward berupa kendaraan kepada anak dibawah umur dapat memberikan dampak psikologis tertentu, mengingat pada usia tersebut kondisi emosional mereka masih labil, besarnya pengaruh teman membuat mereka terkadang mengikuti apa yang kelompoknya lakukan, adanya keinginan untuk menonjolkan kemampuan mereka dijalanan sebagai bentuk kedewasaan yang kurang tepat seperti kebut-kebutan atau balapan liar, anak masih belum sepenuhnya bisa bertanggung jawab, serta anak-anak dibawah usia ini cenderung mengutamakan ego sendiri dalam mempersepsikan sesuatu yang menurutnya benar. Tindakan yang dilakukan kurang dipertimbangkan dengan baek. Selain itu anak dapat menyalah gunakan fungsi kendaraan tersebut bukan sebagai alat transportasi untuk kesekolah melainkan untuk kegiatan lain.
Jika ternyata orang tua sudah memberikan anak kendaraan sebagai alat transportasi maka mereka harus mempertimbangkan banyak hal. Seperti semacam perjanjian yang harus disepakati oleh anak dan orang tua. 1)Anak harus mempunyai surat ijin mengemudi terlebih dahulu sebagai legalitas hokum yang telah teruji, 2)kapan menggunakan kendaraan, hanya untuk kesekolah saja atau bagaimana, 3) anak diberikan tanggung jawab pada perawatan kendaraan termasuk dalam mengisi bahan bakar dan apabila terjadi kerusakan, 4)orang tua harus mengawasi dalam hal pemberian uang saku dan penggunaannya, bila perlu orang tua menekankan bahwa uang untuk membeli bahan bakar berasal dari uang saku yang diberikan hingga anak tidak meminta setiap hari, 5)orang tua harus memberikan pengetahuan kepada anak tentang peraturan lalu lntas dijalan raya, 6)  sebaiknya orang tua benar-benar yakin bahwa anaknya mahir dalam berkendara bila perlu orang tua  dibonceng atau sebagai pendamping oleh anak untuk mengetahui kepiawaiannya berkendara dijalan, 7) orang tua harus mengingatkan pada anak untuk dapat mengendalikan emosional saat dijalan raya tujuannya agar anak tidak mudah terpengaruh oleh kondisi djalan raya, 8) jangan menggunakan telepon atau gadget saat berkendara.
 Sebagai contohnya  saat ini ada fenomena kebiasaan pada anak-anak dibawah umur yang sudah menggunakan kendaraan bermotor sering melaju dengan kecepatan tinggi kemudian sambil  mengemudi mendokumentasikan pada bagian penunjuk kecepatan (speedometer) yang kemudian mereka sharing pada teman-temannya di jejaringan social hingga ada keinginan untuk saling berlomba. Kondisi ini menunjukan bahwa tingkat kematangan emosional merupakan factor utama yang harus diperhatikan sebelum memberikan hadiah berupa kendaraan bermotor pada anak. Karena apabila hal itu tidak ditekankan dapat mengakibatkan kecelakaan dijalan raya. Mengingat kematangan emosional yang labil serta kemahiran berkendara yang  minim dapat berakibat fatal. Hendaknya orang tua benar-benar bijaksana untuk menentukan waktu yang tepat bagi anak dalam memberikan ijin berkendara dengan penuh tanggung jawab dan kematangan emosional serta kemampuan yang mahir. Karena pemberian reward yang kurang tepat dapat memberikan dampak psikologis yang negatif bagi perkembagan mereka selanjutnya.

Oleh: Patria Rahmwaty,S.Psi., M.MPd, Psikolog

Tags :
Biro Psikologi Balikpapan
Jasa Konsultasi Psikologi Balikpapan
Jasa Konsultasi
Biro Psikologi Balikpapan
Biro Belvalina Balikpapan



Peran Les Untuk Anak


(Image by emkaeducation.com)

Setiap orang tua selalu menginginkan yang terbaik baik masa depan anaknya. Tidak ingin anak-anak mereka mengalami kegagalan terutama dalam proses belajar. Terlebih anak tumbuh dengan kemampuan yang berbeda-beda meskipun dalam satu keluarga. Untuk mengatasi hal ini biasanya orang tua melakukan bimbingan belajar bagi anak-anak diluar jam sekolah. Apalagi saat ini persaingan dalam akademik cukup ketat. HIngga orang tua berlomba-lomba untuk memacu prestasi anak mereka dengan menggunakan berbagai macam cara diantara menyertakan anak apa les tambahan diluar jam sekolah. Menjamurnya lembaga pendidikan non formal yang membuka kelas bimbingan belajar dengan berbagai metode yang meyakinkan peserta menjadi lebih berprestasi dengan mengikuti les dilembaga mereka menjadi salah satu daya tarik untuk orang tua memilih lembaga tersebut.

Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah dengan mengikuti les dapat menjamin anak mereka berprestasi dibidang akademik atau tidak? Karena selain dibidang akademik juga terdapat les yang berhubungan dengan minat bakat anak seperti music, menari, menggambar atau menari bahkan sampai pada les robotika. Selain itu pertanyaan yang muncul sudah perlu kah anak mengikuti les yang begitu banyaknya? Menyikapi hal ini sebaiknya orang perlu dengan jeli memahami sejauh mana kemampuan internal yang dimiliki oleh anak-anak mereka tanpa perlu membandingkan dengan anak orang lain. Karena perlu dipahami dan digaris bawahi bagi orang tua bahwa kemampuan setiap anak berbeda dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sebagai orang tua perlu untuk memotivasi anak melakukan yang terbaik dengan belajar. Banyaknya pelajaran dengan bobot yang berbeda sudah membuat anak merasa tertekan. Oleh karena itu perlu koordinasi antara orang tua dengan pihak sekolah dalam hal ini guru kelas untuk mamantau hasil belajar anak dikelas. Bila memang dirasa nilai anak belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) disekolah maka sebaiknya orangtua mendiskusikan dengan guru kelas karena nilai KKM antara satu kelas dengan kelas lain pun bisa berbeda-beda.  Memilih tempat les pun disesuaikan  dengan kebutuhan anak dalam belajar dan tenaga pengajar dilembaga tersebut, selain itu harus disesuaikan dengan kemampuan keuangan yang dimiliki. Jangan tergiur untuk mengikuti les hanya karena kemauan anak, bujukan teman atau karena gengsi semata agar terlihat sibuk. Karena hal itu tidak akan efektif nantinya.

Efek les berlebihan
Saat ini banyak orang tua mengikutkan anaknya les hanya untuk dianggap pintar atau sibuk dengan berbagai kegiatan. Kondisi ini akan semakin memperburuk perkembangan jiwa anak-anak mereka, dimana akan muncul perasaan tertekan yang akhirnya tidak membantu prestasi belajarnya melainkan membuat mereka depresif.  Tanpa disadari orang tua memiliki ambisi tersendiri untuk menjadikan anak-anak mereka yang paling unggul tanpa memahami kemampuan intelektualnya dan karakter anak. Hingga ada kesan orang tua memaksa anak dengan berbagai impian orang tua. Salah satunya membebani  anak dengan kegiatan belajar yang padat selepas sekolah.  Ini membuat anak semakin jenuh dalam belajar, bosan, bahkan prestasi mereka rendah padahal mereka termasuk anak cerdas.  Selain itu dapat membuat anak menjadi pembangkang dan susah diatur dan paling berbahaya bila mempengaruhi kondisi fisik mereka. Anak juga akan kehilangan waktu untuk bermain dan bersosialisasi yang pada masa ini merupakan pembentukan akan kemampuan interaksi mereka.
Pembagian waktu les
Ada beberapa hal  yang harus diperhatikan oleh orang tua sebelum mengikutkan anak mereka dengan les, diataranya :
-         Tentukan mata pelajaran yang akan dileskan
-        Pilih tempat les yang sesuai dengan kebutuhan anak, tenaga pengajar dan kemampuan keuangan.
-         Atur waktu belajar rutin dirumah, tempat les dan kegiatan lainnya.
-         Beri kesempatan anak untuk tetap bermain pada jam-jam yang sudah disepakati.
-      Ajak anak untuk melakukan kegiatan yang sifatnya refreshing agar tidak merasa tertekan dengan kegiatan les.
-  Sering berkomunikasi dengan anak tentang kegiatan yang dilakukan dan Tanya bagaimana perasaan mereka.
-     Jangan hakimi anak apabila medapat nilai jelek namun tanya apa kesulitannya dan bantu untuk menyelesaikannya
-      Bangun rasa percaya diri anak untuk selalu yakin dengan kemampuan yang dimiliki agar tidakmudah menyerah
-       Tanamkan pada anak akan nilai kompetisi yang sehat dalam belajar.
-       Ciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan
-   Sering berkoordinasi dengan guru kelas untuk mengetahui perkembangan belajarnya disekolah.

Oleh : Patria Rahmawaty, S.Psi., M.MPd., Psikolog

Tags :
Biro Psikologi Balikpapan
Jasa Konsultasi Psikologi Balikpapan
Jasa Konsultasi
Biro Psikologi Balikpapan

Biro Belvalina Balikpapan

Profile BELVALINA


BELVALINA didirikan oleh sebagai bentuk kepedulian terhadap perkembangan kemajuan bangsa. BELVALINA merupakan wadah bagi para sarjana dengan berbagai disiplin ilmu yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan dibidang Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam. Pergeseran budaya, pengaruh kemajuan teknologi dan perubahan lingkungan yang tidak dapat dibendung dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif bagi lingkungan sekitar.

Pelayanan jasa konsultasi disini tidak hanya mencakup bidang pendidikan, sosial dan lingkungan, tetapi juga memberikan kontribusi bagi dunia industri.

Menciptakan suasana yang kondusif baik dilingkungan perusahaan yang memiliki atau memenuhi persyaratan-persyaratan formal. Banyak faktor yang mempengaruhi, baik secara internal atau eksternal di lingkungan sosial, pemerintah, sistem manajeman dan struktur organisasi yang terdapat pada perusahaan tersebut. Semua faktor itu saling mempengaruhi satu sama lain dan merupakan satu komponen yang tidak dapat dipisahkan.

Oleh karena itu BELVALINA ingin menawarkan kerjasama untuk melakukan proses pemenuhan regulasi yang menjadi dasar formal untuk melakukan kegiatan-kegiatan perusahaan secara baik, termasuk tentang pengembangan sumber daya manusia dan sumber daya alam lainnya untuk membantu menemukan alternatif permasalahan yang dihadapi.

Dalam melaksanakan pekerjaannya pada semua pengguna jasa kami didukung oleh tenaga-tenaga ahli yang berpengalaman luas secara umum maupun untuk pengembangan sumber daya manusia dan sumberdaya alam lainnya.

BELVALINA memiliki keyakinan dapat melayani seluruh pengguna jasanya dengan baik dan profesional karena telah didukung oleh sumber daya yang berpengalaman sehingga mutu pelayanan kami dapat memberikan kepuasan bagi pengguna jasa.


VISI
BELVALINA diharapkan menjadi jasa konsultasi pelayanan yang terbaik di wilayah Balikpapan khususnya dan Kalimantan Timur umumnya.

MISI
  • Menjadikan BELVALINA yang berkualitas baik dengan dukungan tenaga ahli agar tercipta profesionalitas kerja yang positif bagi pengguna jasa konsultasi.
  • Menempatkan kepuasan pengguna jasa dan selalu meningkatkan mutu pelayanan.
DASAR HUKUM BELVALINA
BELVALINA didirikan pada tanggal 7 Juni 2004 sesuai Akta Notaris no.14 (detail terdapat pada lampiran dokumen ini)

KEUTAMAAN BELVALINA                                                                            
Ada beberapa aspek utama BELVALINA :
ü    Memenuhi penawaran perusahaan calon pengguna jasa
ü    Memiliki aspek legalitas yang jelas.
ü    Didukung tenaga ahli yang berkualitas.
ü    Mampu memenuhi standar yang diharapkan oleh pengguna jasa.
ü    Harga/tarif yang kompetitif
ü    Kerahasiaan pengguna jasa adalah yang utama.

SUMBER DAYA MANUSIA
BELVALINA didukung oleh beberapa tenaga ahli yang berkualitas dan berpengalaman dibidangnya, diantaranya :             
  1. Psikolog                                              : 2 (dua) orang
  2. Tenaga Ahli Lingkungan                     : 2 (dua) Orang
  3. Tenaga Ahli Fisika Kimia                    : 1 (satu) Orang
  4. Tenaga Ahli Sipil dan Landscape       : 1 (satu)Orang
  5. Tenaga Ahli IT                                    : 1 (satu) Orang
  6. Tenaga Ahli Mekanical dan electrical : 2 (dua) Orang
  7. Tenaga Ahli Kesehatan Masyarakat   : 2 (dua) Orang
  8. Accounting                                          : 1 (satu) Orang
  9. Pengacara                                          : 1 (satu) Orang
  10. Marketing                                            : 2 (dua) orang
  11. Konselor                                              : 2 (dua ) orang
  12. Tim Outbound training                         : 8 (delapan) orang

Kami berharap dengan Company Profile sederhana ini dapat menggambarkan tentang BELVALINA.

Untuk informasi selanjutnya dapat menghubungi :
Biro Consultant, Training & Psychological Test BELVALINA
Jl. Dua No. 78 RT. 16 Gn. Samarinda (Strat 2) Balikpapan, Kalimantan Timur
Telp / Fax : (0542) 410090

Tags :
Biro Psikologi Balikpapan
Jasa Konsultasi Psikologi Balikpapan
Jasa Konsultasi
Biro Psikologi Balikpapan
Biro Belvalina Balikpapan


Pentingnya Alat Permainan yang Sesuai Untuk Anak


(Image by tokomainanedukasianak.wordpress.com)

Masa kanak-kanak tidak bisa dilepaskan dengan bermain. Karena bermain merupakan bagian dari fase perkembangan mereka termasuk didalamnya untuk belajar bersosialisasi dengan lingkungannya. Hanya saja tinggal bagaimana caranya anak dapat bermain menggunakan alat yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dirinya mengingat dengan bermain anak juga memperoleh pengetahuan. Saat ini banyak beredar dan ditemui beragam jenis permainan. Namun ternyata tidak semua memberikan pengaruh positif bagi perkembangan anak baik untuk perkembangan psikologisnya terutama pembentukan kognitif dan psikomotorik. 

Berbagai macam permainan yang ada terkadang membuat orang tua ingin memberikan semua kepada anak-anaknya. Karena setiap orang tua ingin memberikan permainan yang terbaik. Meskipun terbaik bukan berarti mahal harganya. Karena banyak pertimbangan untuk membelikan mainan terlebih lagi setiap hari muncul maenan yang beragam jenisnya. Hingga apabila ingin membeli pun sebaiknya harus selektif,. Saat ini marak pula jenis permainan anak-anak yang disewakan, mulai dari playstation, permainan seperti miniature peralatan masak lengkap anak-anak, alat permainan untuk bayi, mobil yang dapat dikendarai sendiri dengan menggunakan batrei dan lain-lain. Banyak pula yang menggunakan jasa peminjaman tersebut meskipun belum umum dimasyarakat. Ada banyak pertimbangan sebagian orangtua menyewa permainan tersebut diantaranya untuk menghemat pengeluaran, agar tidak terbuang percuma saat anak bosan dan penggunaan alat permainan yang singkat. 

Selain meminjam permainan melalui jasa penyewaan, orang tua juga mengajak putra putri mereka bermain dipusat perbelanjaan. Seperti mandi bola, mobil-mobilan electric, sepeda otoped bahkan video game. Semua sarana ini memudahkan anak untuk menikmati berbagai jenis permainan dalam satu sekaligus. Praktis merupakan salah satu alasan bagi orang tua untuk mengajak anak bermain di pusat perbelanjaan.

Bervariasinya jenis permainan yang ditawarkan di luar, ada baiknya orang tua selektif dalam memberikan mainan kepada anak-anaknya. Karena dari alat permainan yang digunakan memberikan dampak dan berperan dalam perkembangan kogitif mereka. Hingga sebaiknya orang tua memilih mainan yang sesuai dengan usia perkembangan anak-anaknya. 

Mengingat ada pula jenis permaianan yang merangsang timbulnya agresifitas bagi anak dan memicu kekerasan psikologis di diri anak. Orang tua harus pandai mengenali perkembangan anak-anaknya, seperti anak usia 0-18 sampai 24 bulan anak mulai membentuk sensori motoriknya dimana anak mengenal dunia luar dan mulai melatih gerakan reflek seperti menggoyangkan badan, menggenggam atau memukul hingga baiknya anak diberikan jenis mainan yang dapat dipegang dan mengeluarkan bunyi yang nantinya dapat membantu untuk melatih terbentuknya motorik kasar. Lalu usia 7 sampai 11 tahun anak mulai berpikir operasional konkrit, anak mulai membentuk kognitif baiknya anak diberikan permainan seperti puzzle dengan jumlah pecahan diatas 15 potongan, merakit benda seperti membuat mobil-mobilan, lego,scrable, membuat origami dan membuat benda dengan menggunakan malam (lilin) hingga dapat pula merangsang kreatifitasnya. Sedangkan untuk anak usia 11 tahun dimana mereka dalam stadium operasional formal pad  fase ini anak juga mulai mengutamakan interaksi social dengan teman sebayanya dan tertarik dengan imajinasi yang menggunakan gerakan fisik. 

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua apabila ingin memberikan mainan pada anak-anaknya, dantaranya :
1. Pilih mainan yang sesuai dengan usia anak. 
2. Beri batasan waktu antara bermain dan belajar maupun aktifitas lainny.
3. Berl permainan yang aman digunakan oleh anak mengingat banyak beredar alat             
    permainan yang mengandung bahan kimia tertentu.
4. Ajak anak bermain di lingkungan terbuka sebagai penyeimbaanng setelah sekian waktu 
    belajar, tujuannya tidak hanya untuk bermain tetapi melatih ketahanan fisik dan 
    kesehatan bagi anak serta melatih kemampuan sosianya.
5. Pilih permainan yang tidak ada unsure kesenangan tetapi ada factor pembelajaran juga.
6. Ajarkan anak untuk merawat mainan yang sudah dibeli.
7. Kenalkan pula jenis permainan seperti monopoli, ular tangga, dacon, dan berbagai 
    permainan masa lalu yang saat ini sudah banyak dilupakan. 
8. Batasi permainan seperti playstation, game online dan PSP yang dapat membuat anak 
    kurang berinteraksi atau kurang peduli  dengan lingkungan.
9. Luangkan waktu untuk bermain bersama anak tanpa di ganggu oleh pekerjaan lainnya.
10. Dampingi anak apabila mereka bermain di pusat perbelanjaan.


Oleh : Patria Rahmawaty, S.Psi., M.MPd., Psikolog

Tags :
Biro Psikologi Balikpapan
Jasa Konsultasi Psikologi Balikpapan
Jasa Konsultasi
Biro Psikologi Balikpapan

Biro Belvalina Balikpapan

"Peran Kita" Dalam Memperingati Hari Anak Nasional



(Image by caramembuka.com)


Hari Anak Nasional yang selalu hadir pada tanggal 23 Juli harusnya menjadi salah satu cara untuk mencari feed back terhadap usaha atau cara yang sudah dilakukan untuk menjadikan anak-anak kita dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Ini tidak hanya dilakukan oleh instansi pendidikan saja namun juga dari lingkungan terkecil dalam sosial masyarakat yaitu keluarga yang sangat dekat kehidupan anak-anak sehari. Karena proses belajar yang pertama kali dialami anak adalah melalui keluarga. Dari keluarga mereka belajar tentang etika yang ada dilingkungan sosial, melalui keluarga pula mereka mengenal tentang pendidikan agama dan juga tentang pertumbuhan fisik mereka.

Hanya saja saat ini lingkungan sosial masyarakat yang ada sering memberikan dampak yang kurang sesuai dengan perkembangan usia mereka. Minimnya sarana bermain di taman atau lapangan, pengaruh media massa yang memberikan pembelajaran yang kurang sesuai bahkan tingginya tingkat kriminalitas membuat para orang tua merasa khawatir tentang pergaulan anak-anaknya diluar lingkungan rumah. Terlebih lagi untuk pengaruh teknologi yang makin canggih membuat orang tua berusaha mencari pengasuhan yang tepat untuk anak-anak mereka.

Sebenarnya orang tua berusaha memberikan yang terbaik dalam proses pengasuhan hanya saja kurang disesuaikan dengan beberapa aspek yang dapat membuat pengasuhan itu menjadi optimal.Ada baiknya dalam menentukan pola pengasuhan sebaiknya masing-masing pasangan mendiskusikan terlebih dahulu agar tidak menjadi pertentangan saat menerapkan pada anak-anak mereka. Ada beberapa jenis pola asuh yang sering digunakan, diantaranya :
1. Permisif, yaitu orang tua cenderung membiarkan anak tanpa disertai dengan kontrol dan pengawasan hingga anak cenderung dibiarkan melakukan sendiri serta komunikasi yang dilakukan sangat terbatas.
2. Otoriter, yaitu orang tua cenderung mendikte, harus melakukan yang menjadi keinginan orang tua, adanya batasan dalam melakukan sesuatu, perilaku anak selalu diawasi dan komunikasi yang dilakukan selalu satu arah, anak tidak diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat.
3. Demokratis, yaitu pengasuhan orang tua yang berusaha melibatkan anak, artinya ada komunikasi, anak diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat, ada kepercayaan terhadap anak untuk dapat bersikap bertanggung jawab, dalam memberikan aturan orang tua menjelaskan alasannya.

Untuk menerapkan dalam kesehariannya orang tua tidak hanya menggunakan satu jenis pola asuh saja namun merupakan kombinasi dari beberapa jenis pola asuh yang ada. Orang tua juga harus memahami karakter dari anak-anak mereka karena adakemungkinan dalam menerepakan jenis pola asuh antara satu anak dengan anak yang lain mengalami perbedaan. Selain itu harus disesuaikan dengan keadaan/jaman sekarang. Dimana orang tua tidak hanya mengadaposi dari pengalaman mereka saat menjadi anak-anak namun juga melihat perkembangan jaman yang sudah berbeda. Apalagi untuk kondisi saat ini yang merupakan era globalisasi dengan berbagai macam kemahiran teknologi yang dulu belum ada. Macem-macem gadget yang bermunculan, media massa, pergaulan yang beragam dan kriminalitas oleh anak remaja meruapakan persoalan tersendiri yang harus dihadapi oleh orang tua bahkan para pendidik dan pemerhati anak. Justru orang tua harus membantu anak dalam emnemukan proses pengenalan dirinya agar anak memahami karakter pribadi baik kelemahan maupun kelebihan yang dimiliki. HIngga ia dapat mengembangan diri sesuai dengan kemampuan yang ada tanpa perasaan minder dan tertekan atau dipaksa dan mudah dipengaruhi oleh orang lain hingga akhirnya dapat memberikan pengaruh negative bagi dirinya.

Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan oleh orang tua dalam proses pengasuhan anak-anak, diantaranya :

  • Tentukan aturan yang harus dipatuhi dan dipahami oleh masing-masing anggota keluarga. Bila perlu terdapat punishment apabila aturan tersebut dilanggar.
  • Diskusikan dengan pasangan mengenai pola pengasuhan yang akan diterapkan dalam keluarga serta sejauh mana ayah dan ibu terlibat.
  • Kenali dan pahami dengan baik karakter masing-masing anak-anak hingga dapat menerapkan pengasuhan yang sesuai dengan kepribadian anak.
  • Kenalkan dan berikan pendidikan agama sedini mungkin dan jelaskan pada anak pentinganya keimanan karena ini merupakan filter dan benteng agar tidak terjerumus pada hal-hal yang negative.
  • Ada kala bertindak tegas namun tidak menerapkan hukuman fisik. Menerapkan disiplin tidak harus dengan kekerasan.
  • Bangun komunikasi secara efektif pada anak. Artinya sering bertanya mengenai keadaan mereka tanpa terkesan mengintimidasi atau mengawasi.
  • Apabila anak melakukan kesalahan ajak bicara/diskusi baik-baik.
  • Jangan marahi anak dihadapan teman-temannya hal itu akan menjatuhkan harga diri anak hingga anak tidak lagi percaya pada orang tua dan ia merasa dipermalukan.
  • Apabila anak dihukum jelaskan mengapa itu terjadi.
  • Luangkan waktu untuk bercerita atau mendengarkan apa yang ingin disampaikan.
  • Cobalah Tanya bagaimana perasaan anak saat ia kembali dari sekolah, apakah senang atau dalam keadaan tertekan.
  • Jangan ejek atau hakimi anak apabila ia mengungkapkan kesalahan yang dilakukan namun hargai keberanian dan kejujurannya.
  • Kenali dengan siapa anak  bergaul bila perlu orang tua menjadi teman bagi anak-anaknya.
  • Berikan kesempatan pada anak untuk menggali potensi diri dan menemukan bakatnya hingga ia dapat mengasah ketrampilan diri yang kelak dapat menjadi pendukung keberhasilan mereka. Salah satunya dalam membentuk soft skill diri mereka.
  • Jalin komunikasi dan hubungan sosial yang baik dengan lingkungan tempat tinggal agar dapat memberikan contoh pada anak bagaimana pergaulan yang baik.


Pendidikan apapun tidak ada yang instant semua butuh watu dan proses. Dalam proses teresebut akan menemukan banyak hambatan namun apabila kita mau belajar dan berdiskusi maka hambatan tersebut akan mudah diatasi. Terutama dalam pengasuhan anak-anak. Anak-anak bukan orang dewasa dalam tubuh kecil namun ia mempunyai pikiran dan pemahaman sendiri sesuai dengan perkembangannya. Ajak mereka diskusi dan dengarkan pendapatnya akan membantu dalam membentuk sikap asertfi yang membuat dirinya memiliki keberanian untuk mengemukakan pendapat.



Oleh : Patria Rahmawaty, S.Psi, M.MPd, Psikolog

Tags :
Biro Psikologi Balikpapan
Jasa Konsultasi Psikologi Balikpapan
Jasa Konsultasi
Biro Psikologi Balikpapan

Biro Belvalina Balikpapan

Fenomena Games Dikalangan Ibu Muda


(www.google.com/image)

Games bukan lagi hal yang baru dikalangan masyarakat. Anak-anak sampai orang dewasa sangat menggandrungi jenis pemainan tersebut. Didukung pula saat ini mudahnya akses untuk mendapatkan permainan tersebut. Bila dulu untuk dapat bermain games harus dilakukan melalui internet namun sekarang dapat ditemui melalui berbagai jenis media. Mulai dari Playstation, gadget yang berisi permainan, PSP, atau berbagai jenis video games yang ada. Malah peminat dari jenis permainan itu mulai didominasi oleh ibu-ibu muda. Yang mungkin awalnya dilakukan untuk menemani anak-anak mereka bermain atau mungki n mengulang pengalaman di masa muda mereka saat sekolah. Hingga akhirnya kegiatan tersebut terbawa sampai mereka menikah.

Terlepas dari apapun alasan mereka bermain video games, kenyataannya kegiatan tersebut menimbulkan keasyikan tersendiri yang berujung pada perasaan terikat dan ingin terus mengulangi sampai mereka menemukan kepuasan tersendiri. Terlebih lagi apabila mereka merasaan perasaan kecanduan dan tidak dapat mengendalikan keinginan untuk bermain dan dapat mengalahkan aktifitas lainnya. Keadaan saat ini yang serba canggih, cyber teknologi dengan berbagai situs jejaring sosial yang membuat mudah akses untuk mendapatkan akses games memperkuat ketertarikan untuk mencari tahu bahkan menjadikan kondist tersebut sebagai sebuah kebutuhan baru dalam kehidupan masyarakat mereka . Apabila di dukung oleh asumsi bahwa games merupakan gaya hidup, bila tidak menguasai games berarti tidak gaul. Ini yang membuat mereka semakin terikat secara emosional pada permainan ini. Meskipun untuk mendapatkan permainan ini membutuhkan biaya yang cenderung besar.

Ada banyak dampak yang ditimbulkan oleh ibu muda yang sangat menggandrungi permainan ini, mungkin awalnya sebagai anak agar mudah mengontrol perilaku anak dalam bermain games namun dibalik itu dapat mempererat hubungan anak dengan ibu, atau cara ibu untuk mengetahui tentang minat anak karena tidak menutup kemungkinan dapat mengarahkannya untuk kompetisi games dalam lingkungan tertentu. Selain itu ibu muda yang mempunyai ketertarikan pada games membantu pula untuk membuat  pikiran menjadi lebih rileks dan tidak hanya terpaku pada pekerjaan rumah saja yang dapat menimbulkan perasaan tertekan selain itu dapat membantu dalam mengambil keputusan secara cepat. Sementara disisi lain dapat menimbulkan hal negatif, seperti kurang memperhatikan kebtuhan anak terutama kegiatan ank yang bersifat outdoor karena ibu akan lebih mengarahkan anak-anaknya pada kegiatan yang bersifat didalam ruangan, makin terus meng up date games terbaru hingga kurang memperhatikan akademik anak dan minatnya pada bidang lain. Bahkan dapat membuat hubungan komunikasi antara anggota keluarga menjadi kurang efektif. Selain itu dapat membuat iklim keluarga kurang harmonis dimana keterikatan emosional yang menjadi makin renggang.

Oleh karena itu harus dilakukan antisipasi terhadap perilaku tesebut hingga tidak mengarah pada kecanduan, diantaranya :
  • Kenali dulu tentang seluk beluk games yang akan dimainkan. Mulai dari mana memperoleh games tersebut, jenis permainan yang menjadi minat diri.
  • Atur waktu dan buat kesepakatan baik dengan diri sendiri maupun anggota keluarga tentang  penggunakan gadget yang didalamnya terdapat berbagai permainan. Bila perlu terapkan punishment bila kesepakatan tersebut dilanggar.
  • Ajak anggota keluarga untuk lebih banyak beraktifitas diluar ruangan dan melakukan kegiatan secara fisik seperti berolah raga, bersepeda, menemani anak bermain bola.
  • Kendalikan diri untuk tidak selalu  mengikuti (up date) tentang jenis permaian terbaru.
  • Jangan jadikan games sebagai satu-satunya sarana untuk meredakan pikiran.
  • Cari kegiatan yang positif lebih baik bila kegiatan tersebut dapat menghasilkan uang yang dapat membantu penghasilan tambahan keluarga.
  • Kurangi komunikasi dengan komunitas games yang tidak bermanfaat  bagi diri dan keluarga.  

Oleh : Patria Rahmawaty, S.Psi., M.MPd, Psikolog


Tags :
Biro Psikologi Balikpapan
Jasa Konsultasi Psikologi Balikpapan
Jasa Konsultasi
Biro Psikologi Balikpapan


Biro Belvalina Balikpapan

Psikotest PT. Multi Nitrotama Kimia

Pada tanggal 17 Desember 2016, Team Belvalina melakukan Psikotest untuk calon pegawai PT. Multi Nitrotama Kimia yang berlokasi di Sanga-sanga Kalimantan Timur. PT. Multi Nitrotama Kimia bergerak dibidang pertambangan khusus pembuatan bahan untuk blasting. Team Belvalina melakukan Psikotest sebanyak 66 orang calon pegawai PT. MNK.




Lokasi          : PT. Multi Nitrotama Kimia, Sanga-sanga, Kalimantan Timur.


Tags :
Biro Psikologi Balikpapan
Jasa Konsultasi Psikologi Balikpapan
Jasa Konsultasi
Biro Psikologi Balikpapan
Biro Belvalina Balikpapan